Tahun 1580 di Negara
Aurang Zet : Aku senang sekali mendapat berita peramaisuriku, aku yakin putra kita
akan menjadi panglima perang yang gagah dan pemberani ha … ha … ha
Permaisuri : Tapi Raja saya punya firasat kalau anak kita nanti adalah perempuan.
A.Zet : Apa katamu !! aku tidak mau melihat anak gadis di istana ini. Perempuan
tak akan membuat istanaku maju, siapa yang akan menggantikanku nanti
kalau anakku perempuan.
Permaisuri : Tapi Raja ….
Aurang Zet : Cukup !!! lebih baik ku bunuh anak itu hidup-hidup kalau dia benar
-benar anak perempuan.
Mendengar ancaman Raja permaisuri pun menjadi bingung, akhirnya dia pun membuat sebuah rencana
Permaisuri : Dayang, kau tahu Raja sangat mengharapkan seorang putra mahkota, tapi
aku jadi khawatir bayi ini lahir perempuan. Aku pesan kepadamu, kalau
bayiku ini lahir perempuan bawalah dia segera keluar dari istana ini dan
tukarlah bayi ini dengan bayi laki-laki.
Yamuna : Tapi permaisuri …
Permaisuri : Selamatkanlah bayi yang tak berdosa ini Yamuna, aku yakin kau bisa.
Semblian bulan kemudian permaisuri Aurang Zet melahirkan seorang putri yang cantik jelita, pada saat yang bersamaan permaisuri Kerajaan Moghul pun melahirkan seorang putra yang tampan dan gagah. Sesuai dengan rencana, Yamuna pun membawa bayi perempuan itu keluar wilayah istana. Karena bingung akhirnya Yamuna membawa bayi itu ke saudaranya di Kerajaan Moghul.
( tok … tok … tok )
Yumuna : Farah … bukakan pintunya ( pintu dibuka )
Farah : Astaghfirullah …. Yamuna bagaimanakah kau bisa ke sini, lalu siapa
bayi ini ??
Yamuna pun menceritakan masalahnya kepada Farah dengan tergesa-gesa.
Farah : Kau tahu Yamuna barusan permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan gagah dan belum seorangpun mengetahuinya tapi …
Yamuna : Farah tolonglah aku, lihatlah bayi mungil ini, dia berhak mendapatkan
kebahagiaan Farah. Dia tidak memiliki dosa.
Farah : Tapi aku takut Yamuna.
Ymn : Yakinlah Farah hal ini akan menjadi rahasia kita.
Akhirnya Farah pun menyetujui hal tersebut. Dengan hati-hati dia menukarkan bayi itu dengan bayi perempuan yang dibawa Yamuna. Dan Yamuna pun tidak memberi tahu permaisuri Aurang Zet bahwa bayi laki-laki itu adalah putra Sultan Akbar
Sultan Akbar : Farah. Mana putraku apakah dia seorang laki-laki.
Farah : Dia … dia perempuan baginda.
Farah memberikan bayi dalam gendongannya kepada Sultan Akbar.
Sultan Akbar : Lihatlah permaisuriku putri kita cantik sekali.
Permaisuri : Alhamdlillah Raja … putri kita lahir dengan selamat.
Singkat cerita ….
Dua puluh tahun kemudian, dua bayi tersebut telah menjadi dua remaja yang cantik dan tampan. Dua kerajaan itu selalu terisi dengan kebahagiaan.
Syeih Jehan : Ayahanda … aku ingin meminta izin untuk berburu di hutan
janji setelah berburu nanti aku akan segera kembali.
Permaisuri : Tidak putraku wilayah itu sangat berbahaya. Kau tahu wilayah itu
berbatasan langsung dengan Kerajaan Moghul.
Aurang Zet : Biarlah dia pergi permaisuriku aku yakin putra kita yang tangguh ini
mampu melindungi dirinya.
Syeih Jehan : Syeih Jehan janji akan menjadi orang yang terbaik untuk ayah dan
bundaku.
Aurang Zet : Pergilah putraku dan ingat hati-hatilah di tempat yang asing. Ayah yakin
dengan kemampuanmu.
Syeih Jehan : Terima kasih ayah. Ayah, bunda aku berangkat dulu.
Dan Syeih Jehan pun berangkat sendiri ke hutan
Pengawal I : Sahabatku lihat sepertinya di
Pengawal II : Iya aku melihatnya, mari kita ke
Pengawal I : Astaghfirullah … dia pingsan kelihatannya dia seorang pemburu.
Pengawal II : Mari kita bawa dia ke Istana Moghul untuk menghadap Raja.
Dua pengawal itu pun membawanya ke hadapan Sultan Akbar, untuk mendapatkan perawatan. Saat Syeih Jehan sadar ia sangat terkjut karena di hadapannya ada seorang gadis cantik berakaian tertutup.
Taj Mahal : Alhamdulillah kau sudah sadar rupanya.
Syeih Jehan : Dimana … dimana aku?
Taj Mahal : Tenanglah kau aman di Kerajaan Moghul.
Syeih Jehan : Ap … apa,Kerajaan Moghul ?
Sultan Akbar dan permaisuri datang )
Sultan Akbar : Alhamdulillah … kau sudah sadar rupanya nak, jangan takut kau amana
di wilayah kami.
Permaisuri : iya. Dan jangan sunkan selama berada di sini, kalau boleh kami tahu
siapa namamu nak … ?
Syeih Jehan pun sadar bahwa dirinya berada di wilayah musuh, maka ia pun menyembunyikan identitasnya.
Syeih Jehan : Namaku Rasyid Pasha.
Taj Mahal : Mum. Taj Mahal
Syeih Jehan : Terima kasih kau telah merawatku.
Taj Mahal : Tidak apa, itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai tuan rumah.
Hari demi hari Rasyid Pasha pun menjadi betah tinggal di Kerajaan Moghul, yang terasa lebih damai dan tenang dari pada kerajaannya sendiri. Diam-diam ia memiliki niat untuk menyerang Kerajaan Moghul secara perlahan dengan cara mencari informasi dari Mum Taj Mahal.
Mum Taj Mahal baru selesai membaca mushafnya, Rasyid Pasha menghampirinya dari belakang.
Rasyid Pasha : Ehem … apakah aku mengganggumu putri ?
Taj Mahal : ( Menoleh ke belakang ) Subhanallah …, aku pikir siapa, mengapa kau
tidak mengucap salam dahulu akhi Pasha ?
Rasyid Pasha : Maaf putri aku tidak tahu adat di sini, aku bukan seorang muslim.
Taj Mahal : Astagfirullah … maafkan aku akhi aku lupa dan tolong jangan panggil
aku dengan sebutan Putri.
Rasyid Pasha : Baiklah, Em … bolehkah aku tanya sesuatu Mum Taj Mahal ?
Taj Mahal : Tentu akhi selama aku bisa menjawab,Insya Allah aku akan menjawab
dengan jujur.
Rasyid Pasha : Mengapa setiap orang yang aku temui disini selalu berpakaian sepertimu
dan setiap hari aku selalu mendenganr ayat-ayat aneh yang dilantunkan,
belum lagi gerakan aneh yang semua orang lakukan 5 kali sehari.
Taj Mahal : ( tersenyum kecil ) aku paham maksudmu, mungkin kau tak akan
mengerti yang jelas itu adalah wujud dari rasa cinta kami kepada Allah
SWT yang telah menciptakan seluruh alam beserta isinya.
Rasyid Pasha : Termasuk aku ?
Taj Mahal : Tentu akhi, tak ada seorang pun di dunia ini ada secara tiba-tiba bisa
muncul dengan sendirinya.
Rasyid Pasha : Lalu bagaimana kau begitu percaya dengan ku, sedangkan aku seorang
asing yang tidak memiliki keyakinan sama denganmu.
Taj Mahal : Akhi Pasha, Rasulullah SAW telah menyuruh kami agar berbuat baik
kepada siapa saja dan kapan saja dan termasuk memeuliakan tamu.
Baginda Rasul saja tidak pernah membedakan keyakinan atau pribadi
tamunya. Bagaimana kita yang orang biasa ini berhak memilih-milih
tamu.
Rasyid Pasha : Aku kagum dengan cara berpikirmu Mum Taj Mahal, aku juga sering
mendengar Sultan Akbar berkata bahwa kita dihadapan Allah
sama, hanya amal yang membedakan kita.
Taj Mahal : Itulah yang ada dalam Al-Qur’an. Kau tahu semua yang akan terjadi dan
telah terjadi telah tercantum di mushaf suci ini akhi.
Rasyid Pasha : Jujur, jiwaku terasa tenang mendengarnya. Eh … Oya, Mum Taj Mahal
aku dengar Kerajaan ini bermusuhan dengan Kerajaan Pusthun boleh aku
tahu kenapa ?
Taj Mahal : Itulah akhi, aku sedih karena Kerajaan itu hanya mementingkan
kemewahan dan kemajuan istana saja. Apa Rajanya tahu bahwa banyak
rakyatnya yang kelaparan,tersiksa kemiskinan dan masih banyak lagi
yang membutuhkan pertolongan. Kalau Raja atau penerusnya itu di sini
pasti aku akan tanya apa guna kekayaaan itu kalau rakyatnya itu masih
menderita ? apa guna ilmu yang dimilikinya kalau rakyatnya masih
tersiksa.
Rasyid pun terkejut mendengar jawaban Mum Taj Mahal yang tak pernah ada di benaknya.
Rasyid Pasha : Kau sungguh wanita mulia Mum Taj Mahal,aku tak pernah berpikir akan
hal yang sepenting itu. Selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri.
Pantas jika orang memanggilmu Mum Taj Mahal.
Hari-hari berikutnya Rasyid pun jadi selalu berpikir tentang ucapan Mum Taj Mahal. Sedikit demi sedikit ia mulai menemukan kebenaran itu dan akhirnya ia pun menemukan sebuah keputusan.
Rasyid Pasha : Sultan saya ingin masuk Islam
Sultan Akbar : Apa yang kau katakan Rasyid Pasha ?
Rasyid Pasha : Benar Sultan saya ingin menjadi seorang muslim.
Permaisuri : Alhamdulillah, akhirnya hidayah itu datang padamu anakku.
Akhirnya Rasyid Pasha menjadi seorang muslim yang taat. Hari demi hari dilaluinya dengan memperdalam ilmu agama kepada Mum Taj Mahal. Hingga akhirnya mereka berdua saling jatuh hati.
Rasyid Pasha : Sultan saya berniat untuk melamar putri Mum Taj Mahal, tapi
sebelumnya saya ingin mengakui jati diri saya yang sebenarnya.
Sultan Akbar : Apa maksudmu Rasyid Pasha ?
Dan mengalirlah cerita tentang jati diri Rasyid Pasha yang sebenarnya adalah Syeih Jehan. Seluruh penghuni Kerajaan pun terkejut dengna pengakuan itu.
Sultan Akbar : Apa … !! kau putra Kerajaan Pusthun ?? aku tidak menyangka kau telah
membohongi kami semua Syeih Jehan.
Rasyid Pasha : Terserah Sultan Akbar akan berbuat apa pada saya. Saya akan menerima
dengan ikhlas.
Sultan Akbar : Anakku kau sudah mendengar kenyataan tadi lalu bagaimana
pendapatmu putriku Mum Taj Mahal?
Taj Mahal : Ayahanda … ibu aku serahkan semuanya padamu aku ikhlas.
Permaisuri : Apa kau rela seandainya kami nikahkan kau dengan lelaki pilihan kami
Mum Taj Mahal.
Taj Mahal : Aku yakin ayah dan ibu akan memberikan terbaik untukku, jika memang
ada yang lebih baik dari dia aku pasti akan setuju. Aku yakin Allah telah
menentukan jodohku sebelum ayah dan ibu memutuskan.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Sultan Akbar dan Permaisuri berpikir tidak ada yang lebih pantas dari Syeih Jehan, dan dengan lapang dada mereka menerima Syeih Jehan apa adanya.
Sultan Akbar : Putriku … setelah kami berpikir matang-matang kami tidak bisa
memberikan pilihan yang lebih baik dari Syeih Jehan. Tapi ayah dan ibu
memberi syarat, kalian harus meminta izin kepada kedua orang tua Syeih
Jehan.
Rasyid Pasha : Terima kasih Sultan kami berjanji akan menyatukan kedua Kerajaan ini
dengan Asma Allah.
Tanpa diketahui ternyata dayang Farah mendengarkan percakapan tersebut, karena rasa khawatir akhirnya memberitahukan kepada Mum Taj Mahal.
Farah : Putri …. Em saya ingin berbicara sesuatu yang sangat penting kepadamu.
Taj Mahal : Bicaralah dayang Farah sejak kecil kau telah merawatku tapi baru kali ini
aku melihatmu ragu-ragu untuk berbicara.
bicaralah?
Dayang Farah menceritakan segala rahasia yang telah dikuburnya selama dua puluh tahun. Mum Taj Mahal sangat terkejut mengetahui jati dirinya dan Rasyid Pasha sebenarnya.
Taj Mahal : Mengapa kau baru bilang sekarang dayang Farah.
Farah : Saya tidak berani berkata sejujurnya pada Sultan dan Permaisuri, putrid
tolong berjanjilah untuk tidak mengatakan pada beliau berdua.
Taj Mahal : Baiklah, tapi sekarang semuanya sudah terlanjur, dayang aku tak
mungkin menggagalkan keputusan untuk menikah dengannya.
Farah : Justru mungkin itu adalah jalan dari Allah, agar putri bisa membawa
kedua orang tua kandung putri ke jalan Allah.
Satu minggu kemudian Mum Taj Mahal dan Rasyid Pasha pergi menuju Kerajaan Pusthun.
Permaisuri : Raja sudah satu tahun lebih anak kita pergi tapi sampai sekarang dia
belum kembali juga.
Aurang Zet : Aku juga bingung harus mencari ke mana lagi permaisuriku, entah siapa
yang akan meneruskan Kerajaan ini kelak.
Rasyid Pasha : Assalamu’alaikum ayah … bunda aku datang
Aurang Zet : Anakku benarkah ini engkau nak, tapi rasanya ada yang berbeda darimu.
Rasyid Pasha : Benar ayah lihatlah siapa seorang putri yang bersamaku ini.
Permaisuri : Kau cantik sekali nak … siapa namamu ?
Taj Mahal : Nama saya Arjuman Banu Begum … tapi saya sering dipanggil Mum Taj
Mahal, permaisuri.
Aurang Zet : Apa Mum Taj Mahal, bukankah …
Rasyid Pasha : Benar ayah, dia adalah istriku putri Kerajaan Moghul. Aku telah menjadi
seoranag muslim dan aku mengharap …
Aurang Zer : Cukup !!! ayah tak mau mendengar perkataanmu lagi sekarang kau pilih
dia atau Kerajaan ini ?
Permaisuri : Raja biarkan mereka….
Aurang Zet : Tidak permaisuri, aku sudah mengambil keputusan.
Taj Mahal : Raja saya mohon …
Aurang Zet : Tutup mulutmu ! aku tak mau dengar apapun dari mulutmu.
Rasyid Pasha : Sudahlah Mum Taj Mahal mari kita pergi.
Mereka pun kembali ke Kerajaan Moghul dengan membawa lupa. Tapi ternyara Raja Aurang Zet tidak berhenti sampai di situ, setelah mereka kembali dia menyusul dengan membawa dendam.
Aurang Zet : Permaisuriku kau tetaplah di sini aku akan buat perhitungan dengan
mereka.
Permaisuri : Raja kau jangan tindak gegabah.
Tapi perkataan itu tak didengar lagi oleh Raja
Aurang Zet : Sultan Akbar keluar kau ! aku tak rela kau rebut putraku dengan cara
licik.
Sultan Akbar : Kau keliru Aurang Zet dia sendirilah yang datang sendiri padaku.
Aurang Zet : Diam kau …
Aurang Zet hendak menusuk Sultan Akbar tapi Sultan Akbar mengelak dan dari arah belakang Syeih jehan hendak menusuk Aurang Zet tapi Mum Taj Mahal menghalangi dan akhirnya dia tertusuk pedang Syeih Jehan.
Taj Mahal : Jangan … !
Perm.A.Zet : Tidak putriku …!!!
Aurang Zet : Permaisuriku apa yang kau lakukan ???
Permaisuri Aurang Zet menceritakan semuanya dan mereka semua terkejut mendengar perkataan permaisuri Aurang Zet.
Aurang Zet : Ohh ... tidak … , putriku maafkan ayahmu ini nak .
Taj Mahal : Berjanjilah ayah akan bersatu dengan Kerajaan Moghul dan memajukan
agama Islam
Rasyid Pasha : Tidak … bangunlah permaisuriku .
Akhirnya Mum Taj Mahal pun meninggal dunia. Untuk mengenang permaisurinya Rasyid Pasha membangun sebuah makam yang terindah di dunia dan diberi nama T A J M A H A L. yang artinya “ ISTANA PILIHAN”
Rasyid Pasha : Terima kasih kalian telah membangunkan istana baru untuk
permaisuriku,tapi aku minta maaf mungkin ini adalah kedzoliman
terakhir kali yang aku lakukan, aku tak mau ada yang menandingi istana
permaisuriku. Ustad Isa potong tangan mereka.
Tangan para arsitektur itupun di potong agar tidak ada yang menandingi keindahannya dan sampai saat ini TAJ MAHAL pun masih di kenang manusia seluruh dunia sebagai salah satu dari keajaiban dunia.
1 commentaire:
baguzz,,
kren critanyee,,
asik lagi..
btw..ttg indonesia dunkzz..
kite hrs mencintai indo..tp mang bnr ni ngr bikin BT ajee..tp ttp cinta indoneszia..!!
Enregistrer un commentaire