Mot's...!!!

Yaa Allaahh... Kita sering nampak derita hari ini, tapi kita jarang ingat kebahagiaan untuk esok hari. jadi, belajar lah untuk menghargai apa yg kita miliki hari ini, kerana kita takkan dapat mencapai penghargaan untuk esoknya jika semuanya telah tiada... Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahawa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia. Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis. Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

vendredi 23 mars 2007

terimakasih ibu...dan kado bagi kehidupan...??????

Terimakasih Ibu




الجنة تحتى أقدام أمهاتكم
"Al-Jannatu tahta aqdamil ummahat"





Surga itu di telapak kaki ibu”, awalnya tak pernah terbayang seperti apa dan kenapa surga mesti di telapak kaki ibu?...Padahal ayah adalah pemegang tanggung jawab dalam keluarga. Saat kita mulai ingat akan segala sesuatu didunia ini, mungkin tidak banyak mereka yang menyadari hadits pendek namun padat makna itu.






Bahkan sering kita mendengar begitu banyak anak yang tega berbuat aniaya terhadap ibunya. Sering kita mendengar dan menyaksikan berita yang dimuat baik itu dimedia cetak ataupun elektronik. Sehingga kadang ironisnya tidak sedikit anak yang tega menghabisi nyawa ibunya tanpa alasan yang jelas. Naudzubillahiminzalik…






Sungguh miris hati ini rasanya jika kita mendegar hal seperti itu. Dizaman yang semakin maju dengan dukungan teknologi canggih pun kita masih disuguhkan dengan berbagai isu dan berita seperti itu. Tak habis pikir kenapa mereka berbuat tega seperti itu.






Tapi kadang hati ini seperti tidak pernah tersentuh ketika mendengar kabar berita tersebut. Hati ini masih sering membuat ibu menangis, bahkan mungkin secara tidak sadar masih sering lupa akan apa yang pernah ibu berikan. Padahal hati ibu, kasih sayang nya tidak akan pernah luntur meski hujan badai menerjang…. Tidak akan pernah sirna ditelan zaman.






Ibu masih terngiang suaramu meski saat ini jarak memisahkan aku darimu. Sentuhan lembut jarimu di masa kanak-kanakku masih terasa menemani hari-hariku. Bahkan semua itu menjadi inspirasi dan motifasi bagiku untuk menjalani hari-hari dalam hidupku yang penuh dengan lika-liku. Saat aku jauh, lidahmu tidak pernah kering dari do'a untuk kebaikan anakmu. Semua kau lakukan tanpa menuntut pamrih dan balas jasa anakmu. Tapi apa, apa yang anakmu berikan kepadamu…??? Semua belum sepadan dengan apa yang telah kau berikan padaku….






Setiap detik dan pergantian hari, kau asuh anakmu. Kau didik anakmu ini agar kelak menjadi anak yang sholeh, anak yang akan diidam-idamkan olehmu, tapi kau tidak pernah meminta imbalan dari anakmu. Bahkan sebaliknya terkadang anak mu tidak bisa membalas budi baikmu. Sebaliknya bayak sekali sikapku melukai hatimu, tapi kau tetap memaafkan sikap anakmu….






Sungguh, aku bukanlah anak yang baik yang bisa memberikan balas budi untukmu. Waktu yang mengantarkanku pada kehidupan nyata telah banyak menorehkan prasasti tak terilai darimu. Tapi aku sering lupa, lupa akan apa yang telah engkau berikan kepadaku. Maafkan anakmu yang telah lalai terhadap semua jasamu.




Mungkin saat kau melahirkanku, itu memberikan gambaran betapa beratnya perjuanganmu untuk melahirkanku. Perjuangan antara hidup dan mati, saat detik-detik melahirkan telah menyadarkanku betapa luasnya kasih sayangmu yang tidak akan pernah sanggup bagiku untuk membalasnya.






Terimakasih ibu atas semua jasa-jasamu, aku berharap dengan semua ini dapat memberikan motifasi bagi ku menuntut ilmu dinegri para anbiya ini (Egypt) untuk mengejar semua yang kau cita-citakan dariku. Dan aku berhaaarap dengan kesuksesanku kelak bisa menjadi obat segala luka yang pernah tergores akibat sikapku. Mungkin aku baru sadar bahwa memang surga itu ditelapak kaki ibu.






Terimakasih ibu....


Kado Bagi Kehidupan

Usia kita didunia ini tak panjang. Orang zaman sekarang, tak banyak yang bisa hidup sampai seratus tahun. Dari sedikit waktu itu, sejarah kehidupan kita di dunia terukir. Kelak, orang akan mengenangkan kita setelah mati dengan prestasi-prestasi yang pernah kita capai. Atau bisa pula banyak orang justru akan mengenang keburukan perilaku kita semasa hidup didunia ini. Semua itu tergantung dari apa yang kita perbuat, apa yang kita lakukan.

Tujuan hidup memang bukan untuk dikenangkan, bukan pula untuk menjadi seorang pahlawan. Tetapi, ketika kita melakukan sesuatu, sekecil apapun untuk kebaikan dunia ini, kebaikan alam, kebaikan sesama manusia, di situlah sejarah kepahlawanan muncul dengan sendirinya. Orang akan mencatat dalam ingatan, bahkan dalam buku-buku yang menjadi bahan pembelajaran kita, sebagai contoh sederhan sewaktu kita disekolah tingkat dasar mempelajari tentang sejarah Kepahlawanan, sejarah secara otomatis akan mencatat ketika orang berbuat kebaikan yang langka, ketika orang lain tak mampu dan tak mampu mengerjakannya.

Kita, memang tak perlu terlalu berambisi mencari identitas kepahlawanan. Ia akan datang seiring dengan ketulusan sikap serta ketulusan perilaku manusia untuk rela berkorban kepada sesamanya. Naluri kemanusiaan yang akan menuntunnya. Memberikan yang terbaik dari yang ia punyai, entah berupa harta, tenaga maupun pikiran untuk sebuah kehidupan, yaa kehidupan didunia ini.

“Berikan sesuatu pada kehidupan, niscaya kehidupan akan mencukupimu”. Kata-kata ini mengajak kita untuk mulai berpikir tentang kado terbaik yang bisa kita berikan bagi kehidupan ini...

dimanche 11 mars 2007

poHoN apeL dan teMaN...????



kisah pohon apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main dibawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel....



pohon apel: *Wajahnya tampak sedih* ..Ayo ke sini bermain-main lagi denganku...!!! pintanya.

anak lelaki: ..Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi... Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya....!!!!

Pohon apel: ...??????

pohon apel: Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.



Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang....



pohon apel: ..Ayo bermain-main denganku lagi...:d

anak lelaki: ..Aku tak punya waktu.

pohon apel:...kenapa.....??????

anak lelaki: ...Aku harus bekerja untuk keluargaku....Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?????.

pohon apel: Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah....Hmmm Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.



Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya....



pohon apel: Ayo bermain-main lagi deganku.....

anak lelaki: *wajah murung*“Aku sedih....Aku sudah tua dan ingin hidup tenang....

pohon apel: .....??????

anak lelaki: Aku ingin pergi berlibur dan berlayar...Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?????

pohon apel: Duh... maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau....Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.



Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu. Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian...



pohon apel: Maaf anakku

anak lelaki: ....?????

pohon apel: Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu....!!!!

anak lelaki: Tak apa...Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu...

pohon apel: Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.

anak lelaki: Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.

pohon apel: Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu....Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini....!!!!*sambil meneteskan air mata*.

anak lelaki: Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.

pohon apel: .....???????

anak lelaki: Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat....Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.....

pohon apel: Oooh...bagus sekali....!!!

pohon apel: Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat....Mari...marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang....*sambil tersenyum*.



Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya..............



Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita. Cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya, dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Teman…???

Teman itu berarti seseorang di luar diri kita yang mengenal kita dan berkenan berbicara dengan kita. Dia bisa siapa saja, Bisa orang tua kita, bisa tetangga, bisa rekan kantor atau saudara kita sendiri. Teman adalah orang yang tidak membuat kita merasa buruk juga tidak membuat kita menjadi buruk Sedangkan musuh kita adalah sebaliknya, orang yang membuat kita merasa buruk dan lebih buruk lagi dia dengan sengaja membuat kita menjadi lebih buruk.
Wah, kata-kata itu mengalir begitu saja dari bibir manakala kita sadar suatu saat akan mempertanyakan apa arti seorang teman…??? Tak tahu bagaimana menerangkan dengan lebih jelas lagi definisi teman dan musuh.
Berusaha menjelaskan dengan bahasa yang paling sederhana yang bisa kita mengerti. Sementara pengetahuan dan wawasan gw juga terbatas tentang itu. Apa yang gw terangkan lebih kepada apa yang gw tahu saja dan apa yang gw rasa dari pengalaman. Gw sadari kadang jawaban-jawaban gw tidak bisa memuaskannya namun gw yakinkan hati gw bahwa bagaimana pun setiap jawaban gw ditujukan sekaligus untuk mendidik gw pribadi menjadi lebih baik. Kita pantas menanyakan…
“Bolehkan pilih-pilih teman…????
Memang pertanyaan seperti itu sering sekali melintas dibenak kita…
Kadang pilih-pilih teman ita tidak baik. Karena kita tidak bisa membatasi diri berteman dengan siapa pun. Antara Yang kaya, dengan yang miskin, yang cantik, dengan yang jelek, yang pinter, dengan yang bodoh, itu semua bisa kita jadikan teman, karena teman itu sebagai tempat bersandar kita dan dengan berteman kita bisa memperluas rizki. Dalam filsafat kuno dikatakan "barang siapa yang ingin memperluas rizkinya, maka sambunglah tali persaudaraannya". Dan terkadang kita patut berpikiran "pilih-pilih teman…???", jika ada yang mengajak pada hal-hal buruk maka itu berarti dia bukan teman. Kita bisa menganggapnya sebagai musuh, namun tetap memperlakukan mereka dengan adil. Karena dengan berbuat adil terhadap sesama, kita tidak akan terjatuh kepada jiwa yang miskin. Seperti iri hati terhadap orang lain, selali berpikir negatif terhadap orang lain apalagi tehadap orang yang kita benci, dan segala hal yang mengarah kepada sesuatu yang negatif…pikiran seperti ini sangat mudah terjadi jika hati kita memiliki kebencian berlebih, dan ini yang membawa kita kepada miskin jiwa.
Kalau kita tela'ah lebih dalam lagi, banyak sekali definisi dari pada teman, apakan arti dari pada teman itu ?, bagaimana ciri teman yang pantas kita gauli ?, dan masih bannyak lagi pertannyaan yang akan melintas dipikiran kita…
Teman adalah yang selalu mau berbagi, yang menunjukkan hal-hal positif, memperkaya jiwa kita dengan kebaikan-kebaikan yang mereka tularkan pada kita tidak saja lewat kata-kata tetapi lebih pada perila keseharian kita.
Teman adalah seseorang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanku, bukan seseorang yang membicarakanku di belakang dan membiarkanku tetap dengan kesalahan yang ku buat tanpa tahu apa yang salah.
Teman adalah seseorang yang tidak menumbuhkan perasaan negatif dalam hati dan pikiranku.
Teman adalah seseorang yang menegurku manakala aku membicarakan orang lain.
Teman adalah seseorang yang tidak membiarkanku menghabiskan waktu dengan sia-sia untuk sekedar mengobrol tanpa makna.
Teman adalah yang seseorang tidak pernah berbicara kasar dan mempengaruhiku untuk ikut bicara kasar.
Teman adalah seseorang yang ingin aku menjadi lebih baik.
Teman adalah seseorang yang membuatku berpikir positif dan tidak berprasangka buruk terhadap sesame.
Teman adalah…..????
Teman adalah…..????
Taman adalah….pasti masih banyak lagi kata-kata lain yang dapat mewakili arti dari seorang teman…
Dan penghujungnya kita temukan, bukanlah teman jika orang itu membuat jiwa kita jadi miskin dan penuh prasangka negatif karena pastilah dia menjerumuskan kita agar berperilaku negatif tanpa kita sadari…
"terus…bagaimana kita menilai seseorang itu baik…???"
Memang kita sebagai manusia biasa amatlah sulit dalam menilai seseorang, kadang penilaian kita benar dan itu yang membuat hidup kita baik, dan terkadang penilaian kita salah dan itu yang membuat hidup kita hancur, karena kita adalah makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupan kita.
Dalam filsafat kuno dikatakan
أنذر ما قال و لا تنذر من قال
"lihatlah APA yang dikatakan, dan jangan meliahat SIAPA yang mengatakan".
Kata-kata ini sangatlah singkat dan padat namun memiliki arti yang begitu luas untuk membantu kehidupan kita menjadi lebih baik. Yang perlu kita garis bawahi adalah kata-kata "APA", kata-kata inilah intinya bagaimana kita menilai seseorang, karena kita masih dilingkupi kata-kata MANUSIA yang tidak akan selamanya benar atau sebaliknya, begitu pula dalam memilih 'madzhab', seperti yang dikatakan dalam firmannya
(فسئلوا أهل الذكر إنكنتم لاتعلمون (النحل: 43
"maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, (QS. 16:43"
Oleh karena itu dalam bermadzhab kita tidak boleh berpegang teguh kepada satu madzhab, karena tidak selamanya apa yang dikatakan itu benar. Nah begitu pula dalam memilih teman…maka lihatlah teman kita dari perkataannya dan perbuatanya mana yang lebih 'sering' berkata dan bebuat baik, karena perkataan menunjukkan perbuatannya walaupun hanya sedikit.
Mungkin gw hanya bisa memberikan sedikit yang gw pahami arti dari teman, dan gw yakin masih banyak lagi pendapat lain yang lebih kuat atau enak didengar, seperti sebuah definisi, banyak namun satu tujuan…

vendredi 2 mars 2007

waspadalah...??????


MEWASPADAI JAHILIAH


Banyak orang yang mengira bahwa masa jahiliyah telah berakhir bersamaan dengan datangnya ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah Saw. Bahkan bisa jadi, mereka menduga bahwa kejahiliyahan itu hanya terdapat pada masyarakat Arab sebelum Islam. Padahal sebenarnya kejahilyahan itu ada pada setiap masyarakat, tempat dan masa. Dengan kata lain, kejahiliyahan itu bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan dalam situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga. Disinilah letak pentingnya bagi kita untuk memahami apa itu jahiliyah yang sebenarnya.

Menurut Ibnu Taimiyah, seperti yang dikutip oleh Muhammad Qutb, jahl itu bermakna “tidak memiliki atau tidak mengikuti ilmu” Karena itu, orang yang tidak memiliki pengetahuan tentang yang haq (benar) adalah jahil, apalagi kalau tidak mengikuti yang haq itu. Atau tahu yang haq tapi prilakunya bertentangan dengan yang haq, meskipun dia sadar atau paham bahwa apa yang dilakukannya memang bertentangan dengan yang haq itu sendiri.

JAHILIYAH DALAM AL-QUR’AN.
Di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman tentang jahiliyah yang penggunaannya untuk tiga hal. Hal ini menjadi penting untuk kita pahami agar dengan demikian kita menyadari bahwa jahiliyah itu tidaklah semata-mata bodoh dalam arti tidak punya ilmu, apalagi sekedar bodoh secara intelektual.

1. Jahiliyah Dalam Ketuhanan.
Kata jahiliyah digunakan untuk menggambarkan kebodohan manusia terhadap konsep ketuhanan yang benar. Manusia yang tidak mengetahui hakikat uluhiyah merupakan manusia yang jahil. Tuhan dalam Islam adalah sesuatu yang tidak bisa dibuat, tidak bisa dilihat dengan pandangan mata, tidak ada sesuatu yang bisa menyamainya, bahkan tuhan itu justeru yang mencipta segala sesuatu, bukan dicipta oleh sesuatu. Dalam kaitan ini Allah Swt berfirman yang artinya: Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada satu kaum yang tetap menyembah berhala mereka. Bani Israil berkata: Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)”. Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui/jahil” (QS 7:138).

Ayat lain yang terkait dengan masalah ini adalah firman Allah yang artinya: Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?”. Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil” (QS 2:67).

Dalam Islam, Ketuhanan merupakan masalah yang paling mendasar, bila pada masalah ini manusia sudah menyimpang dari nilai-nilai Islam, maka tidak akan mungkin terwujud kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena itu, menjelaskan bahwa Allah Swt adalah Tuhan yang benar yang harus disembah dan diabdi oleh setiap manusia adalah menjadi misi yang diemban oleh semua Nabi. Karena itu, bila manusia mengabaikan misi para Rasul ini, kehancuran hidup dunia dan akhirat tidak bisa dielakkan lagi sebagaimana sejarah telah mencatatnya, Allah berfirman yang artinya: Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu”, maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk ada ada orang yang sudah pasti kesesatan baginya. Maka berjanlanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul) (QS 16:36).

2. Jahiliyah Dalam Akhlak.
Kata Jahiliyah juga digunakan oleh Allah Swt untuk menamakan akhlak atau prilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai yang datang dari-Nya, misalnya saja penampilan seorang wanita yang tidak islami, sikap sombong, pembicaraan yang tidak bermanfaat, perzinahan dll. Allah Swt berfirman dalam kaitan menceritakan kasus yang terjadi pada Nabi Yusuf yang artinya: Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dariku tipu daya mereka, tentu akan akan cenderung (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh (QS 12:33).

Pada ayat lainnya, Allah juga berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah dahulu (QS 33:33). Terdapat juga firman lain yang artinya: Ketika orang-orang kafir menanamkan ke dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliyyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mu’min (QS 48:26).

Dan ayat yang menggambarkan kejahiliyahan dalam bentuk pembicaraan yang tidak bermanfaat adalah firman Allah yang artinya: Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang yang jahil” (QS 28:55).

Kejahiliyahan dalam akhlak telah membawa dampak negatif yang sangat besar sejak masa lalu hingga hari ini dan hari kiamat nanti. Terjadi kerusakan dibidang perekonomian, kemanusiaan, kekeluargaan, kemasyarakatan hingga lingkungan hidup yang didiami oleh manusia dan manusia mengalami akibat dari semua itu, Allah berfirman yang artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS 30:41).

3. Jahiliyah Dalam Hukum.
Dalam masalah hukum, Allah Swt juga menggunakan kata jahiliyah untuk hukum-hukum selain dari hukum Allah atau hukum yang bertentangan dengan hukum-Nya. Itu sebabnya seorang muslim jangan menggunakan hukum yang lain kecuali hukum Allah atau jangan gunakan hukum yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Dalam pelaksanaan hukum, manusia sebenarnya mencari keadilan dan manusia tidak akan memperoleh keadilan itu kecuali apabila hukum-hukum Allah ditegakkan. Karena itu, amat aneh apabila manusia ingin mendapatkan keadilan yang hakiki, tapi hukum-hukum lain, yakni hukum yang bertentangan dengan hukum Allah diperjuangkan penegakkannya. Hukum yang datang dari Allah memberikan keadilan bagi umat manusia, baik dalam masalah pribadi, keluarga maupun masyarakat, negara dan bangsa. Allah berfirman yang artinya: Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin (QS 5:50).

Sebagai sebuah contoh, ketika beberapa orang sahabat datang kepada Rasulullah Saw untuk meminta komentar atas terjadinya pelanggaran hukum yang dilakukan para pembesar masyarakat tapi mereka dibiarkan saja dengan kesalahan dan dosa yang mereka lakukan, maka Rasulullah menegaskan: “Seandainya anakku, Fatimah mencuri, akan aku potong tangannya”. Disamping itu, ketika Ali bin Abi Thalib mengajukan ke pengadilan seorang Yahudi yang mencuri baju besinya kepada Khalifah Umar bin Khattab, maka di pengadilan itu, Umar justeru membebaskan orang Yahudi dari segala tuduhan, karena kesalahan yang dilakukannya tidak bisa dibuktikan secara hukum. Tegasnya amat banyak contoh dalam sejarah yang menggambarkan betapa bila hukum-hukum Allah ditegakkan, manusia akan mendapatkan keberuntungan, bahkan tidak hanya bagi kaum muslimin, tapi juga mereka yang non muslim. Sementara ketika hukum-hukum jahiliyah yang tegak, maka yang menderita bukan hanya mereka yang jahiliyah, kita yang taat kepada Allah juga bisa merasakan akibat buruknya. Hanya persoalannya, begitu banyak manusia yang “bodoh” sehingga tidak bisa membedakan mana yang haq dan bathil dan akibatnya tidak bisa menjatuhkan pilihannya kepada kepada yang haq itu.

Oleh karena itu, siapa saja yang tidak mau berhukum kepada hukum Allah, ada dimasukkan kedalam kelompok orang-orang yang kafir, Allah berfirman yang artinya: Barangsiapa yang tidak berhukum menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir (QS 5:44).
Dalam kehidupan kita di dunia ini, tiga persoalan di atas merupakan sesuatu yang tidak terpisah-pisah, yakni aqidah, syari’ah dan akhlak. Karena itu, apabila pada tiga sisi ini tidak sejalan dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya dalam diri kita, itu berarti teterjadi kejahiliyahan pada diri kita yang tentu saja harus kita jauhi, karena kejahiliyahan merupakan sesuatu yang tercela dan itu sebabnya, Rasulullah Saw bertugas membebaskan manusia dari segala unsur kejahiliyahan.

wallahu a'lam bishowab...
Powered By Blogger